Senin, 02 Januari 2012

ASPEK PERILAKU MANUSIA DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN PARTISIPATIF


ASPEK PERILAKU  MANUSIA DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN PARTISIPATIF





Disusun oleh:
Retno Indriyani (C1C010080)


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2011/2012

ASPEK PERILAKU  DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN PARTISIPATIF
PENDAHULUAN
Apabila mendengar kata anggaran atau budget yang ada di pikiran kita adalah angka-angka dan selalu tertuju pada aspek keuangan baik dalam perusahaan maupun organisasi lainnya.Sebenarnya budget merupakan suatu rencana yang disusun, meskipun tidak semua rencana disebut budget. Perencanaan yang tidak dapat disebut sebagai budget seperti perencanaan dalam pemilihan sekolah yang diinginkan, perencanaan tentang alat transport yang akan digunakan dalam liburan.
Budget atau anggaran merupakan  komponen penting dalam perencanaan dan merupakan hal yang tekhnis ada dalam suatu organisasi. Pentingnya fungsi anggaran sebagai perencana dan pengendali kinerja perusahaan.Sehingga, dapat dikatakan budget merupakan hal yang penting dalam keberlangsungan perusahaan.Budget juga merupakan hal teknis namun tidak dapat dipungkiri kalau dalam penyusunan budget juga harus memperhatikan aspek perilaku manusia yang membuat dan melaksanakan budget tersebut.
Aspek perilaku manusia yang membuat dan melaksanakan budget dapat dipengaruhi oleh adanya budget, dan juga sebaliknya budget yang dibuat dapat dipengaruhi oleh pembuat dan pelaksana budget tersebut. Karena banyak juga orang yang sebenarnya telah melakukan budget tetapi mereka menganggap apa yang mereka lakukan bukanlah budget, sehingga secara tidak sadar mereka melakukan budget namun masih kental dengan perilaku pelaksana budget tersebut. Dan budget yang digunakan merupakan budget yang dapat diubah sesuka hati pelaksana, karena mereka menganggap apa yang mereka rencanakan bukanlah sebuah budget yang harus benar-benar terealisasi. Sehingga dalam pembuatan budget dalam sebuah organisasi maupun dalam sebuah perusahaan, harus lebih memperhatikan perilaku manusia yang berhubungan dengan budget.
Keberhasilan anggaran terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan anggaran itu sendiri. Program anggaran yang paling berhasil harus melibatkan manajer dalam tanggungjawab pengendalian biaya untuk membuat estimasi anggaran mereka sendiri. Pendekatan dalam penyediaaan data anggaran ini penting terutama apabila anggaran tersebut akan digunakan untuk mengendalikan dan mengevaluasi aktivitas seorang manajer. Pendekatan penganggaran yang dianggap paling efektif adalah anggaran yang dibuat dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari manajer pada semua tingkatan (Garrison and Noreen : 408).
Partisipasi penuh dari setiap manajer dalam semua tingkatan ini bertujuan agar semua aspek yang dibutuhkan dalam penyusunan budget dapat terpenuhi. Walaupun akan sangat sulit apabila semua aspek yang dibutuhkan dapat terealisasi dalam bentuk anggaran yang ditetapkan, karena akan sangat sulit dalam memasukan aspek perlaku manusia dalam anggaran. Manajemen harus ingat bahwa maksud penyusunan anggaran adalah untuk memotivasi karyawan dan mengkoordinasikan aktivitas.Sehingga, sesulit apapun dalam pembuatan budget namun paling tidak ada beberapa dari aspek perilaku manusia terwakili dalam anggaran tersebut.
            Dalam pembuatan budget yang demikian merupakan suatu upaya yang dilakukan manajemen dalam mennyelaraskan antara keinginan perusahaan dengan keinginan orang yang berhubungan budget.Namun, dalam pembuatannya tidak semata-mata hanya untuk menyelaraskan kedua aspek tersebut tetapi juga agar anggaran tersebut dapat terlaksana sesuai dengan yang diaharapkan tanpa mengubah tujuan awal perusahaan.
            Oleh karena itu, pendekatan yang dapat mendorong terciptanya keselarasan adalah menghindari penganggaran otoritatif dan menggunakan pendekatan penganggaran partisipatif. Dalam penganggaran partisipatif, para karyawan menganggap anggaran sebagai anggaran mereka, maka tujuan perusahaan dan tujuan karyawan menjadi sama.
            Proses penyusunan anggaran partisipatif seringkali memungkinkan manajemen puncak maupun tingkat manajemen dibawahnya meminta pendapat kepada karyawan. Ini dilakukan untuk memahami apa yang menjadi masalah karyawan maupun yang harus diperbaiki dalam manajemen yang tengah berlangsung. Sehingga, bisa dikatakan anggaran partisipatif merupakan alat komunikasi yang baik anatara manajemen dengan karyawannya.
ANGGARAN PARTISIPATIF
            Menurut Bownell (1982), anggaran partisipatif adalah suatu proses dimana partisipasi individual dievaluasi, dan mungkin diberi penghargaan berdasarkan prestasi mereka pada sasaran (target) yang digunakan , mereka terlibat pada proses tertentu dan  mempunyai pengaruh pada penentuan target tersebut. Sejalan dengan pengertian tersebut Later, Vroom (1980) menjelaskan bahwa partipasi sebagai proses pengembangan keputusan tersebut mempunyai akibat dimasa depan terhadap mereka yang mengambil keputusan.
            Dalam organisasi perusahaan anggaran partisipatif dapat mengurangi perbedaan kekuasaan.Melalui komunikasi yang aktif dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam perusahaan tersebut, dalam menilai sebuah permasalahan yang timbul dari dalam maupun dari luar organisasi.
            Sejumlah keunggulan yang ada apabila menerapkan anggaran partisipasi adalah :
·         Setiap orang pada semua tingakatan diakui sebagai anggaota tim yang pandangan dan penilaiannya diahargai oleh manajemen puncak.
·         Orang yang berkaitan langsung dengan suatu aktivitas mempunyai kedudukan terpenting dalam pembuatan estimasi anggaran.
·         Orang lebih cenderung untuk mencapai anggaran yang penyusunannya melibatkan orang.
·         Suatu anggaran partispasi cenderung mempunyai system kendali sendiri yang unik sehingga jika mereka tidak mencapai anggaran, maka yang harus mereka salahkan adalah anggaran partisipasi.
Penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran memberikan banyak manfaat antara lain (Siegel & Marconi 1989 : 139 dalam Abriani, 1998)
·         Partisipasi (orang yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran) menjadi ego-involved tidak hanya task-involved dalam kerja mereka.
·         Partisipasi akan menaikkan rasa kebersamaan dalam kelompok, yang akibatnya akan menaikkan kerjasama anggota kelompok di dalam penetapan sasaran.
·         Partisipasi dapat mengurangi rasa tertekan akibat adanya anggaran.
·          Partisipasi dapat mengurangi rasa ketidaksamaan di dalam alokasi sumber daya diantara bagian-bagian organisasi.
Sedangkan menurut (Siegel & Marcaroni, 1989 : 140 dalam Abriani, 1998), masalah yang berkaitan dengan partisipasi ada 3 hal. Masalah pertama adalah adanya kemungkinan manajer membentuk budget slack, slack merupakan perbedaan (selisih) sumber daya yang sebenarnya diperlukan dalam proses yang efisien, dengan jumlah yang lebih besar yang ditambahkan pada kegiatan tersebut. Masalah kedua adalah Pseudoparticipation (partisipasi semu), yakni tampak berpartisipasi tapi dalam kenyataannya tidak, artinya para manajer ini (sebagai bawahan) ikut berpartisipasi, tetapi tidak diberi wewenang atau pendapat untuk menentukan atau menetapkan isi anggaran .Masalah ketiga adalah status dan pengaruh di dalam organisasi mengurangi efektifitas partisipasi. Hal ini disebabkan biasanya orang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi akan mempunyai pengaruh yang lebih besar didalam proses penetapan sasaran.


PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
            Ada tiga tahap dalam proses penyusunan budget : 1) penyusunan tujuan perusahaan, 2) implementasi dan 3) pengendalian dan evaluasi kinerja. Untuk mengembangkan suatu anggaran atau perencanaan laba ada beberapa langkah penting yang harus dilakukan, yaitu:
1.      Top manajemen harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi-strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dibutuhkan sebagai pedoman agar hasil-hasilnya dapat dicapai sedangkan strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan tersebut.
  1. Sasaran harus disusun dan sumberdaya-sumberdaya harus dialokasikan. Sasaran merupakan yang harus dicapai dalam jangka pendek dari tujuan.
  2. Suatu anggaran yang menyeluruh atau perencanaan laba harus disiapkan, disetujui oleh top manajemen, dan dikomunikasikan kepada supervisor dan para karyawan yang terkait.
  3. Profit planning dan Comprehensive Budget digunakan untuk mengontrol biaya dan menunjukkan permasalahan-permasalahan organisasi dengan cara membandingkan secara periodik hasil aktual  dengan yang apa telah dianggarkan.
Dalam proses penganggaran ini interaksi manusia dibutuhkan pada setiap langakah. Agar tidak terjadi efek sampan dari tidak berfungsinya aspek manusia didalam penyusunannya.
1.      Tahap Penetapan Tujuan (Goal Setting Stage)
Penerjemahan tujuan perusahaan kedalam sasaran yang lebih spesifik, seperti laba yang diinginkan oleh perusahaan.Untuk mengembangkan perencanaan yang realistis dan anggaran yang dapat dilakasankan maka sangat dibutuhkan adanya komunikasi antar lini oraganisasi dengan para manajer.Ketika merumuskan tujuan organisasi dan menterjemahkannya ke dalam sasaran-sasaran operasional, harus pula dipertimbangkan keselarasan antara keinginan karyawan dengan kebutuhan manajer agar tujuan dan sasaran dapat dicapai.
2.      Tahap Implementasi (implementation Stage)
Pada tahap implementasi rencana formal digunakan untuk mengkomunikasikan objektivitas dan strategi-strategi organisasi dan untuk memotivasi secara positive orang-orang yang berada dalam organisasi.Konsep-konsep perilaku yang utama yang mempengaruhi fase implementasi adalah komunikasi, kerjasama dan koordinasi.
3.      Tahap Pengendalian dan Penilaian Kinerja
Anggaran yang diimplementasikan akan berfungsi sebagai unsur kunci dalam system pengendalian. Penyimpangan-penyimpangan yang menguntungkan dan kinerja yang melebihi standar akan mengindikasikan bahwa masa yang akan datang menghasilkan keuntungan melalui pengetahuan dan teknologi pada operasi yang serupa. Namun demikian, penyimpangan-penyimpangan yang menguntungkan dapat pula mengindikasikan kebutuhan penyesuaian terhadap anggaran.Sementara penyimpangan-penyimpangan yang tidak menguntungkan dan kinerja di bawah standar harus segera memicu perbaikan kegiatan dalam rangka menghindari timbulnya biaya atau kerugian.
KESIMPULAN
            Jadi, dalam penyusunan anaggaran sebaiknya memasukan unsur manusia dalam pembuatannya untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan.Untuk itu perlu adanya komunikasi antara pihak manajemen dengan pihak karyawan agar terjadi keselarasan antara btujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.Dan metode anggaran partisipatif adalah yang paling tepat untuk pelaksanaannya. Karena dengan metode ini karyawan diberi kesempatan mengungkapkan pendapatnya mengenai anggaran yanmg akan diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Adisaputo, Gunawan, Marwan asri. 1981. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada
Blocher, Edward J., Chen, Kung H., and Lin, Thomas W. 2000.Manajemen Biaya.
Terjemahanoleh Susty Ambarriani. Jakarta : salemba Empat.
Siregar, Narumondang Bulan. 2003. Penyusunan Anggaran Budgeting Peusahaan Sebagai Alat
Manajemen Dalam Pencapaian Tujuan.  Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara
Veronica, Amelia. Komang Ayu. Pengaruh Patisipasi Penganggaran, Penekan Anggaran,
Komitmen Organisasi, dan Kompleksitas  Tugas Terhadap Slack Anggaran pada Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten Badung. Bali: universitas Udayana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar